Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (kawin) dan hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui. (An-Nur :32).
“Wanita itu dinikahi karena empat hal: Hartanya, kecantikannya, keturunannya, dan agamanya. Maka hendaknya engkau utamakan wanita yang memiliki agama, (jika tidak) niscaya kedua tangan-mu akan berdebu (miskin merana).” (HR.Al-Bukhari, Fathul Bari 9/132)
Menurut Hadits diatas, sesorang harus mengutamakan agamanya agar rumah tangganya selamat nantinya.
Tapi kenapa agama disebutkan di akhir hadits, bukan di awal
Logikanya begini. sesorang akan mulai menyukai wanita dari penampilan. rapi atau tidaknya. setelah penampilan bisa diterima, pandangan pasti akan tertuju pada paras wanita tersebut. Cantik, manis atau tidak. Fisik yang bagus atau tidak. Tapi jangan menganggap wanita jelek tidak laku. Pada hakikatnya semua manusia mempunyai bentuk dan paras yang bagus. karna cantik or indah itu relatif tergantung siapa yang melihatnya. Setelah bentuk dan paras bisa diterima, mulailah seseorang mencari informasi tentang keluarga si wanita. keluarga yang terhormatkah, keluarga dukunkah? hehehe....
Jika sudah cocok dengan keluarganya, maka lihatlah agamanya. rajin beribadahkan, punya sopan santun kah, karena biasanya agama dan adab seseorang selalu sejalan.
Saya rasa semua orang tidak akan tertarik membeli sesuatu jika belum pernah melihat barangnya. karna perasaan itu timbul dari indra kita. terutama mata. (istilahnya dari mata turun kehati).
Kalaulah seseorang belum pernah melihat wanita yang akan di pinangnya tapi sudah mengatakan "iya" karena menurutnya agama wanita tersebut sangat bagus, yang dikhawatirkan akan ada penyesalan disebabkan kecantikan, nasab/keturunan, atau kekayaan siwanita tersebut. jika itu terjadi dikhawatirkan umur perkawinannya tidak akan lama.
Dibawah ini beberapa dalil yang saya ambil dari berbagai sumber.
"Dunia semuanya adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita shalihah''. Hadits riwayat Muslim (1468), cet. Abdul Baqi; dan riwayat An-Nasa'i dari Ibnu Amr, Shahihul Jami',hadits no.340.
"Hendaklah salah seorang dari kamu memiliki hati yang bersyukur, lisan yang selalu dzikir dan isteri beriman yang menolongnya dalam persoalan akhirat". Hadits riwayat Ahmad (5/282), At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Tsauban, Shahihul Jami', hadits no. 5231.
Dalam riwayat lain disebutkan : "Dan isteri shalihah yang menolongmu atas persoalan dunia dan agamamu adalah sebaik-baik (harta) yang disimpan manusia". Hadits riwayat Al-Baihaqi dalam Asy-Syu'ab dari Abu Umamah. Lihat Shahihul Jami', hadits no. 4285 .
"Kawinilah perempuan yang penuh cinta dan yang subur peranakannya. Sesungguhnya aku membanggakan dengan banyaknya jumlah kalian di antara para nabi pada hari Kiamat." Hadits riwayat Imam Ahmad (3/245), dari Anas. Dikatakan dalam Irwa 'ul Ghalil, "Hadits ini shahih", 6/19.
"Dan di antara kebahagiaan adalah wanita shalihah, engkau memandangnya lalu engkau kagum dengannya, dan engkau pergi daripadanya tetapi engkau merasa aman dengan dirinya dan hartamu. Dan di antara kesengsaraan adalah wanita yang apabila engkau memandangnya engkau merasa enggan, lalu dia mengungkapkan kata-kata kotor kepadamu, dan jika engkau pergi daripadanya engkau tidak merasa aman atas dirinya dan hartamu" Hadits riwayat Ibnu Hibban dan lainnya, dalam As-Silsilah Ash- Shahihah, hadits no. 282
Sebaliknya, perlu memperhatikan dengan seksama keadaan orang yang meminang wanita muslimah tersebut, baru mengabulkannya setelah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
"Jika datang kepadamu seseorang yang engkau rela terhadap akhlak dan agamanya maka nikahkanlah, jika tidak kamu lakukan niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar". Hadits riwayat Ibnu Majah 1967, dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, hadits no. 1022
“Wanita itu dinikahi karena empat hal: Hartanya, kecantikannya, keturunannya, dan agamanya. Maka hendaknya engkau utamakan wanita yang memiliki agama, (jika tidak) niscaya kedua tangan-mu akan berdebu (miskin merana).” (HR.Al-Bukhari, Fathul Bari 9/132)
Menurut Hadits diatas, sesorang harus mengutamakan agamanya agar rumah tangganya selamat nantinya.
Tapi kenapa agama disebutkan di akhir hadits, bukan di awal
Logikanya begini. sesorang akan mulai menyukai wanita dari penampilan. rapi atau tidaknya. setelah penampilan bisa diterima, pandangan pasti akan tertuju pada paras wanita tersebut. Cantik, manis atau tidak. Fisik yang bagus atau tidak. Tapi jangan menganggap wanita jelek tidak laku. Pada hakikatnya semua manusia mempunyai bentuk dan paras yang bagus. karna cantik or indah itu relatif tergantung siapa yang melihatnya. Setelah bentuk dan paras bisa diterima, mulailah seseorang mencari informasi tentang keluarga si wanita. keluarga yang terhormatkah, keluarga dukunkah? hehehe....
Jika sudah cocok dengan keluarganya, maka lihatlah agamanya. rajin beribadahkan, punya sopan santun kah, karena biasanya agama dan adab seseorang selalu sejalan.
Saya rasa semua orang tidak akan tertarik membeli sesuatu jika belum pernah melihat barangnya. karna perasaan itu timbul dari indra kita. terutama mata. (istilahnya dari mata turun kehati).
Kalaulah seseorang belum pernah melihat wanita yang akan di pinangnya tapi sudah mengatakan "iya" karena menurutnya agama wanita tersebut sangat bagus, yang dikhawatirkan akan ada penyesalan disebabkan kecantikan, nasab/keturunan, atau kekayaan siwanita tersebut. jika itu terjadi dikhawatirkan umur perkawinannya tidak akan lama.
Dibawah ini beberapa dalil yang saya ambil dari berbagai sumber.
"Dunia semuanya adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita shalihah''. Hadits riwayat Muslim (1468), cet. Abdul Baqi; dan riwayat An-Nasa'i dari Ibnu Amr, Shahihul Jami',hadits no.340.
"Hendaklah salah seorang dari kamu memiliki hati yang bersyukur, lisan yang selalu dzikir dan isteri beriman yang menolongnya dalam persoalan akhirat". Hadits riwayat Ahmad (5/282), At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Tsauban, Shahihul Jami', hadits no. 5231.
Dalam riwayat lain disebutkan : "Dan isteri shalihah yang menolongmu atas persoalan dunia dan agamamu adalah sebaik-baik (harta) yang disimpan manusia". Hadits riwayat Al-Baihaqi dalam Asy-Syu'ab dari Abu Umamah. Lihat Shahihul Jami', hadits no. 4285 .
"Kawinilah perempuan yang penuh cinta dan yang subur peranakannya. Sesungguhnya aku membanggakan dengan banyaknya jumlah kalian di antara para nabi pada hari Kiamat." Hadits riwayat Imam Ahmad (3/245), dari Anas. Dikatakan dalam Irwa 'ul Ghalil, "Hadits ini shahih", 6/19.
"Dan di antara kebahagiaan adalah wanita shalihah, engkau memandangnya lalu engkau kagum dengannya, dan engkau pergi daripadanya tetapi engkau merasa aman dengan dirinya dan hartamu. Dan di antara kesengsaraan adalah wanita yang apabila engkau memandangnya engkau merasa enggan, lalu dia mengungkapkan kata-kata kotor kepadamu, dan jika engkau pergi daripadanya engkau tidak merasa aman atas dirinya dan hartamu" Hadits riwayat Ibnu Hibban dan lainnya, dalam As-Silsilah Ash- Shahihah, hadits no. 282
Sebaliknya, perlu memperhatikan dengan seksama keadaan orang yang meminang wanita muslimah tersebut, baru mengabulkannya setelah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
"Jika datang kepadamu seseorang yang engkau rela terhadap akhlak dan agamanya maka nikahkanlah, jika tidak kamu lakukan niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar". Hadits riwayat Ibnu Majah 1967, dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, hadits no. 1022